Banyak diantara kaum muslimin yang
masih ragu dalam masalah-masalah yang mestinya sudah jelas untuk dikerjakan.
Diantaranya adalah tata cara turun ke sujud, apakah mendahulukan tangan atau
lutut dahulu.
Secara umum
pandangan mata ketika sholat adalah
kearah sujud, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari
Al A’la dia berkata : “Saya mendengar Makhul bercerita dari Abi Umamah dan
Watsilah Radhiyallahu 'Anhuma :
كان النبيَ صلََََََى الله عليه
وسلَََم قام الى الصلاة لم يلتفت يمينا و شمالاورمىببصره فى موضع سجوده
“Rosulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam apabila berdiri ketika sholat,
tidak menoleh kekanan atau kekiri akan tetapi mengarahkan pandangannya ke arah
sujud.”
Dan berkata Ibnu Sirin
:”Dahulu Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengangkat pandangannya ketika sholat
(melihat ke atas), akan tetapi ketika turun ayat 1-2 surat Al Mu’minun
yang berbunyi :
قد
افلح المؤمؤمنون اللذين هم في صلاتهم حاشعون
Setelah itu pandangan mata
beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah melebihi tempat sujud.[1]
Adapun dalil yang menunjukkan secara khusus tentang
pandangan mata ketika ruku’, tidak kami temukan. Akan tetapi kita bila menarik
kesimpulan dari hadits-hadits umum dibawah ini:
- Hadits dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha
كان النبيَ صلََََََى الله عليه
وسلَََم اذا ركع لم يؤفع رأسه ولم يصوَبه ولكن بين ذاك( رواه مسلم )
Artinya
:
“
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila ruku’ tidak pernah mengangkat
kepalanya, dan tidak pula menurunkan kepalanya, akan tetapi meluruskan
kepalanya ( antara mengangkat dan menurunkan ). (H.R. Muslim).
Juga
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi :
نهى النبيَ صلََََََى الله عليه
وسلَََم عن التذبيح في الصلاة ( رواه أبوداود )
Artinya
:
“Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang ”Tadzbih” didalam sholat. ( HR Abu Dawud
).
(Tadzbih adalah merendahkan kepala sampai di
bawah pundak ).
Imam
Ahmad berkata : “Apabila seseorang ruku’, hendaknya memegang kedua lututnya dan
merenggangkan jari-jarinya dan menahan dengan sikut dan jari, satu
meluruskan punggungnya dan tidak boleh mengangkat kepala atau merendahkannya. [2]
Diantara tata cara ruku’ yang benar
adalah meluruskan punggung dan lehernya, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam jika beliau ruku selalu meluruskan punggungnya dan tidak mengangkat
kepala atau menurunkannya sehingga apabila ada air yang ditaruh diatasnya maka
air itu tenang dan tidak akan
tumpah.Demikian juga seseorang apabila ruku’ hendaklah meluruskan punggungnya
dari kepala hingga pantatnya. Dan sunnah yang demikian telah disepakati oleh
para Ulama.
Adapun
ruku sempurna adalah membungkukan badan hingga lurus antara punggung dan
lehernya hingga tampak seperti kertas yang terbentang dan lurus dengan meluruskan
betisnya dan tidak menekan lututnya.[3]
Kesimpulan :
Faidah
yang dapat diambil dari uraian diatas adalah
·
Bahwa secara umum Pandangan mata ketika sholat adalah ke
arah tempat sujud adapun tempat sujud adalah meliputi ujung tumit sampai ujung
kepala ( dalam posisi sujud kurang lebih 2 hasta ).
·
Dan pada saat ruku pandangan mata juga kearah sujud
berdasar sifat ruku Rasulaulloh
Shallallahu 'Alaihi Wasallam yaitu meluruskan punggung dan leher, tidak
mengangkat kepala atau menundukannya meluruskan kaki dan tidak menekuk lutut
dan pandangan mata kearah tempat sujud.
Wallohu ‘Alam.
1. Maroji’
: Kitabul Fikih ala madzahib al arba’ah I, Al Jaziri
2. Majmu Fatawa, Syaikh Ibnu Taimiyyah Juz 22
3. Al Aziz Syarhul Wajiz I, Imam Aro fi’I
4. Al Mughni, Ibnu Qudamah Juz 2
5. Zaadu Ma’ad I, Imam Ibnu Qoyim Al Jauziyyah
6. Al Majmu Syarhul Muhadzab III, Imam An Nawawi
7. Tamamul Minah, Syaikh Nasirudin Al Bani
8. Fiqih Ibadah, Hasan Ayyub
9. Sohih Muslim fii Syarhi Nawawi
10. Quolul Mubin fii Akhtoil Mushollin, Muhammad bin Hasan
0 komentar:
Posting Komentar