Kamis, 20 Februari 2014

ARAH PANDANGAN MATA KETIKA RUKU’




 Banyak diantara kaum muslimin yang masih ragu dalam masalah-masalah yang mestinya sudah jelas untuk dikerjakan. Diantaranya adalah tata cara turun ke sujud, apakah mendahulukan tangan atau lutut dahulu.
             Secara umum pandangan  mata ketika sholat adalah kearah sujud, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Al A’la dia berkata : “Saya mendengar Makhul bercerita dari Abi Umamah dan Watsilah Radhiyallahu 'Anhuma :

 كان النبيَ صلََََََى الله عليه وسلَََم قام الى الصلاة لم يلتفت يمينا و شمالاورمىببصره فى موضع سجوده
“Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam  apabila berdiri ketika sholat, tidak menoleh kekanan atau kekiri akan tetapi mengarahkan pandangannya ke arah sujud.”
Dan berkata Ibnu Sirin :”Dahulu Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam  mengangkat pandangannya ketika sholat (melihat ke atas), akan tetapi ketika turun ayat  1-2 surat Al Mu’minun yang berbunyi :
قد افلح المؤمؤمنون اللذين هم في صلاتهم حاشعون
Setelah itu pandangan mata beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah melebihi tempat sujud.[1]
            Adapun dalil yang menunjukkan secara khusus tentang pandangan mata ketika ruku’, tidak kami temukan. Akan tetapi kita bila menarik kesimpulan dari hadits-hadits umum dibawah ini:

  1. Hadits dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha
كان النبيَ صلََََََى الله عليه وسلَََم اذا ركع لم يؤفع رأسه ولم يصوَبه ولكن بين ذاك( رواه مسلم )

Artinya :
“ Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila ruku’ tidak pernah mengangkat kepalanya, dan tidak pula menurunkan kepalanya, akan tetapi meluruskan kepalanya ( antara mengangkat dan menurunkan ). (H.R. Muslim).
Juga hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi :
نهى النبيَ صلََََََى الله عليه وسلَََم عن التذبيح في الصلاة ( رواه أبوداود )
Artinya :
“Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang ”Tadzbih” didalam sholat. ( HR Abu Dawud ).
 (Tadzbih adalah merendahkan kepala sampai di bawah pundak ).
Imam Ahmad berkata : “Apabila seseorang ruku’, hendaknya memegang kedua lututnya dan merenggangkan jari-jarinya dan menahan dengan sikut dan jari, satu meluruskan punggungnya dan tidak boleh mengangkat kepala atau merendahkannya. [2]
            Diantara tata cara ruku’ yang benar adalah meluruskan punggung dan lehernya, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam jika beliau ruku selalu meluruskan punggungnya dan tidak mengangkat kepala atau menurunkannya sehingga apabila ada air yang ditaruh diatasnya maka air itu tenang dan  tidak akan tumpah.Demikian juga seseorang apabila ruku’ hendaklah meluruskan punggungnya dari kepala hingga pantatnya. Dan sunnah yang demikian telah disepakati oleh para Ulama.
Adapun ruku sempurna adalah membungkukan badan hingga lurus antara punggung dan lehernya hingga tampak seperti kertas yang terbentang dan lurus dengan meluruskan betisnya dan tidak menekan lututnya.[3]

Kesimpulan :
Faidah yang dapat diambil dari uraian diatas adalah
·         Bahwa secara umum Pandangan mata ketika sholat adalah ke arah tempat sujud adapun tempat sujud adalah meliputi ujung tumit sampai ujung kepala ( dalam posisi sujud kurang lebih 2 hasta ).
·         Dan pada saat ruku pandangan mata juga kearah sujud berdasar sifat ruku Rasulaulloh Shallallahu 'Alaihi Wasallam yaitu meluruskan punggung dan leher, tidak mengangkat kepala atau menundukannya meluruskan kaki dan tidak menekuk lutut dan pandangan mata kearah tempat sujud.
     Wallohu ‘Alam.
1.      Maroji’ : Kitabul Fikih ala madzahib al arba’ah I, Al Jaziri
2.      Majmu Fatawa, Syaikh Ibnu Taimiyyah Juz 22
3.      Al Aziz Syarhul Wajiz I, Imam Aro fi’I
4.      Al Mughni, Ibnu Qudamah Juz 2
5.      Zaadu Ma’ad I, Imam Ibnu Qoyim Al Jauziyyah
6.      Al Majmu Syarhul Muhadzab III, Imam An Nawawi
7.      Tamamul Minah, Syaikh Nasirudin Al Bani
8.      Fiqih Ibadah, Hasan Ayyub
9.      Sohih Muslim fii Syarhi Nawawi
10.  Quolul Mubin fii Akhtoil Mushollin, Muhammad bin Hasan



[1] . Majmu’ Fatawa: 2/559

[2]  Al Mughni : 2/176

[3] Al Majmu’ III : 366

0 komentar:

Posting Komentar

 
;