Kamis, 26 Juni 2014 0 komentar

Ramadhan Tiba...


Rabu, 25 Juni 2014 0 komentar

Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya




Sejak aku mengenalnya, aku tahu aku harus siap berbagi dengan istri pertamanya. Segalanya dan lahir batin. Bagaimana tidak? Istri pertamanya itu lebih dahulu dikenalnya dan banyak memberinya kenyamanan jiwa.
Sebagaimana istri, belahan jiwa, istri pertamanya itu adalah bagian hidup suamiku. Suamiku mengenalnya dan berinteraksi mesra dengannya jauh sebelum mengenalku. Jadi, aku memang harus tahu diri dan menaruh takzim.
Suamiku mengenalku saat aku berusia ranum, 23 tahun. Sebelum itu, suamiku sudah mengikat janji dengan istri pertamanya.
Akupun mengenal suamiku dengan perantara istri pertamanya itu, jadi sekali lagi, bagaimana aku bisa menghalangi suamiku datang dan memenuhi panggilan istri pertamanya setiap detik, menit, jam, hari, pekan, bulan bahkan tahun?
Aku sudah menetapkan hatiku: aku ini hanya istri kedua setelah dia. Tulus dan tanpa paksaan.
Hari berganti hari, dan kini usia pernikahan kami tujuh tahun. Selama itu pula aku, suamiku, dan istri pertamanya semakin akur saja. Semua berjalan dengan sangat romantis. Romantis yang berbeda, bukan mellow atau possessive.
Aku, suamiku dan istri pertamanya itu saling menguatkan. Ya, panggilan-panggilan dari istri pertamanya selalu kulempangkan jalannya.
Kubiarkan suamiku memenuhi kewajibannya pada istri pertamanya dengan tanpa beban, tanpa kureweli dan kukondisikan anak-anakku sejak dini untuk memahami belahan jiwa ayah mereka yang lain.
Dan meskipun masih anak-anak, aku yakin mereka akan bertumbuh dengan keyakinan sama denganku, toh ayah mereka adalah seorang ayah yang berusaha membagi waktu dengan adil. Cinta yang bervisi surga, begitu mimpi kami.
Aku sering berseloroh dengan suamiku, “Aku ini hanya istri kedua setelah dia. Begitu juga istri-istri kakanda berikutnya, jika tidak bisa berinteraksi dengan istri pertamamu, lebih baik jangan nambah, hahaha…” dan entahlah, kami tidak pernah merasa jengah dan tabu berbicara tentang momok pernikahan bagi para istri : POLIGAMI.
Karena bagi kami semua itu ada waktunya, ada aturan dan ada standarnya. Jadi, aku dan istri pertamanya sudah memahami suamiku, hanya tinggal kehendak Allah bukan?
Aku tahu semakin bertambah usia pernikahan kami, istri pertamanya akan semakin banyak meminta perhatian, konsentrasi, pemikiran dan bahkan waktu suamiku. Karena istri pertamanya itu bukan sesuatu yang biasa-biasa saja.
Aku bahkan merasa nyaman berinteraksi dengannya. Aku, suamiku, dan istri pertamanya telah sama menemukan belahan jiwa, bukan cinta fisik yang berbatas usia, tapi romantisme heroik yang saling memotivasi untuk semakin teguh.
Ya,ya,ya… sejak semua cinta bermula aku sudah meneguhkan diriku: aku ini istri kedua setelah Jama’ah dan amanah dakwah yang lebih dulu dicintainya. Salam Inspiratif!
Penulis adalah Ibu Rumah Tangga tinggal di Solo
(fauziya/eramuslim/muslimahzone.com)

Senin, 23 Juni 2014 0 komentar

Jodohnya Duluan Dateng


Sabtu, 21 Juni 2014 0 komentar

Es Krim



Siapa yang tak suka Es krim/Ice cream? mayoritas orang terkhusus wanita pasti menyukai sajian yang satu ini, karena rasanya yang melenakan lidah. Bagi muslimah yang sempat membuatnya, daripada beli Es Krim diluar yang belum jelas kehalalannya, Coba bikin sendiri, ini resepnya, Sederhana membuatnya tapi lumayan enak, insya Allah.
Bahan:
  • 2 kaleng susu kental manis putih
  • 4 kaleng susu air
  • 2 sdm maizena dicairkan lebih dahulu dengan sedikit air atau susu cair
  • 2 merah telur
  • 2 sdm gula pasir
  • 1 sdt vanilli

Cara :
  1. Susu dan air dicampur/ diaduk lebih dahulu dan dipanaskan
  2. Masukkan maizena yang sudah dicairkan
  3. Angkat dari api lalu masukkan sambil diaduk gula dan telur yang telah dikocok sampai putih dan vanilli
  4. Direbus sambil terus diaduk sampai keluar gelembung2 alias mendidih
  5. Angkat dari api, tapi tetap terus diaduk agar susu tidak bergumpal diatas sampai agak dingin / asapnya berkurang
  6. Setelah dingin, masukkan ke freezer
  7. Setelah setengah beku, keluarkan lalu dimixer
  8. Lakukan 2 atau 3 kali sampai terasa es krimnya lembut
  9. Kalau mau menambahkan kacang atau kismis dimasukkannya pada saat setelah dimixer terakhir.
  10. Masukkan kembali ke frezzer sampai membeku
Untuk variasi :
  • Es krim tape : tambahkan tape yang dihaluskan
  • Es krim coklat : pakai susu kental manis coklat atau dicampur dengan 2 sdm coklat bubuk yang dicairkan.
  • Es krim mangga, duren atau buah2an lain : tambahkan mangga yang dipotong kecil2 atau di blender. Durian atau buah2an lain dihaluskan dulu
  • Bisa juga ditambah dengan kacang sangrai yang digiling kasar
  • Atau ditambah dengan kismis
Mudah2an cocok dan bisa dinikmati bersama keluarga.
Selamat mencoba!
catatan: usahakan beli bahan-bahan yang sudah ada jaminan halal, salah satunya label halal MUI.
sumber: pondok riwana blog
(zafaran/muslimahzone.com)
Jumat, 20 Juni 2014 0 komentar

فهمي


Kamis, 19 Juni 2014 0 komentar

cara mandi junub

banyak dri kaum wanita yag tidak mengerti apa yang harus mereka lakukan setelah mereka suci dari haid dan nifas, yang mereka tahu yang penting sudak keramas. banyak dari para ibu pula yang tidak memperhatikan dan tidak memberi pengarahan terhadap anak gadisnya.
nah, dibawah ini adalah tata cara mandi junub atau sering juga disebut mandi besar yang insya Allah dapat diprakteknan dan sesuai sunnah, hadist nya adalah sebagai berikut:



عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَتْ مَيْمُونَةُ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317)
Dari hadits tersebut, ringkasan tata cara mandi junub yang disunnahkan adalah sebagai berikut:
1. Niat (Menurut para ulama niat itu tempatnya di hati).
2. Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
3. Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
4. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah (atau lantai) atau dengan menggunakan sabun.
5. Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
6. Menyiramkan air ke atas kepalanya tiga kali.
7. Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut atau kulit kepala dengan menggosok-gosokkannya dan menyela-nyelanya (Tidak wajib bagi wanita untuk mengurai ikatan rambutnya).
8.  Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Demikianlah apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh dalam Islam tak ada hal sekecil apapun  yang tertinggal penjelasannya. Semua telah dijelaskan secara sempurna.
Namun perlu diketahui tata cara mandi yang disebutkan itu tidaklah wajib, akan tetapi disukai karena diambil dari sejumlah hadits-hadits Rasululllah shallallahu ‘Alaihi wa sallam. Jika seseorang mengurangi tata cara mandi sebagaimana yang disebutkan, tetapi dengan syarat air mengenai (menyirami) seluruh badannya, maka hal itu telah mencukupinya. 
Catatan: tata cara mandi junub bagi wanita sama saja dengan tata cara mandi laki-laki.
Wallahu a’lam bish shawab.
 
;