HUKUM MELAFADZKAN ISTI’ADZAH DAN BASMALAH
SEBELUM MEMBACA AL QUR’AN
I.
MUQODDIMAH
Segala
puji bagi Alloh Ta’ala. Kami memuji- Nya, memohon pertolongan dan ampunan –
Nya. Kami berlindung kepada Alloh dari kejahatan diri kami dan keburukan amal
perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, niscaya tidak ada
yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa disesatkan – Nya, maka tidak ada
yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rosululloh S.A.W, Nabi akhir zaman
yang telah menyampaikan dan memperjuangkan risalah – Nya hingga tersiar
Dienulloh di muka bumi ini.
Al
Qur’an merupakan satu – satunya wahyu yang masih ada hingga sekarang, tidak
berkurang maupun bertambah sedikitpun. Hal itu merupakan bukti janji Alloh
Ta’ala yang telah menjamin dan menjaganya dari tangan – tangan bathil.
Sebagai
makhluk Alloh yang berstatus muslim, kita tak lepas dari aktivitas mempelajari,
membaca maupun menghafal al Qur’an. Bahkan membaca al Qur’an sudah seharusnya
menjadi rutinitas harian kita. Namun realitanya tidak semua orang ketika
membaca al Qur’an itu bisa fokus terhadap apa yang dibaca serta mentadaburi isi
kandungannya, melainkan al Qur’an hanya terucap sebatas di lisan tanpa memberi
pengaruh dan kesan yang berarti di hati kita, bahkan rasa ngantuk akan muncul
secara tiba – tiba ketika kita sedang membaca al Qur’an. Mengapa demikian?
Mungkinkah itu termasuk tipu daya setan?.
Oleh
karena itu, sebelum kita membaca al Qur’an mintalah perlindungan dari Alloh
S.W.T dengan membaca ta’awudz dan basmalah. Lalu apakah wajib hukumnya membaca
ta’awudz dan basmalah setiap hendak membaca al Qur’an? Dan kapan saja ta’awudz
dan basmalah itu di lafadzkan?
Berikut
akan kami paparkan penjelasannya.
II.
LANDASAN TEORI
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Isti’adzah
Isti’adzah ( الإستعاذة )
berarti memohon perlindungan kepada Alloh S.W.T dari kejahatan setiapyang
jahat. Kata ( العياذة ) menunjukkan permohonan pertolongan dalam
usaha menolak kejahatan.
Adapun makna ( أعوذ بالله من
الشيطان الرجيم )
adalah, aku memohon perlindungan kepada Alloh dari syaitan yang terkutuk agar
ia tidak membahayakan diriku dalam urusan agama dan duniaku.Atau menghalangiku
untuk mengerjakan apa yang telah Dia perintahkan dan menyuruhku mengerjakan apa
yang Dia larang, karena tidak ada yang mampu mencegah godaan syaitan itu
kecuali Alloh Ta’ala.
Dalam bahasa arab, kata syaitan ( شيطان ) berasal dari kata ( شَطَن ), yang berrti jauh. Jadi tabiat syaitan
itu sangat jauh dari tabiat manusia, dan karena kefasikannya dia sangat jauh
dari segala macam kebaikan.
Oleh karena itu Alloh ‘azza wa jalla memerintahkan kita supaya
memohon perlindungan kepada – Nya. Karena mereka tidak menerima pemberian dan
tidak dapat dipengaruhi dengan kebaikan. Tabiat mereka jahat dan tidak ada yang
dapat mencegahnya dari diri kita kecuali Rabb yang menciptakannya.[1]
B.
APAKAH BASMALAH TERMASUK
AYAT AL QUR’AN?
Para ulama berbeda tentang
lafadz basmalah. Apakah ia merupakan ayat yang
berdiri sendiri,dan ditulis pada awal setiap surat, ataukah ia merupakan salah
satu ayat dari setiap surat. Ataukah ia merupakan bagian dari surat al Fatihah
saja dan bukan surat – surat lainnya. Ataukah ia ditulis di awal setiap surat
hanya untuk pemisah antara surat semata dan bukan merupakan ayat. Akan tetapi para ulama telah sepakat bahwa basmalah
ini adalah salah satu ayat dari surat an Naml.
Para ulama qurro’ kuffah dan makkah
menetapkan bahwa basmalah termasuk surat al Fatihah dan semua surat.
Para ulama Qurro’ Madinah, Bashroh dan Syam
berpendapat bahwa basmalah bukan termasuk ayat dari surat al Fatihah ataupun
surat – surat lainnya.
Untuk menggantikan bacaan basmalah pada awal surat ini, biasanya beberapa mushof menyertakan bacaan ta’awudz yang khusus untuk mengawali surat ini. Bacaan Ta’awudz tersebut adalah sebagai berikut :
A’uudzubillaahi minannaari wa minsyarril kuffaar wa min ghodlobil jabbaar. Al ‘izzatulillahi wa lirosuulihii wa lilmu’miniin
Referensi :Muqoddimah Surat At Taubah, http://salam.jomtube.com/?page_id=11
|
0 komentar:
Posting Komentar