Pada artikel bagian pertama telah dipaparkan tentang apa itu
masa subur. Yakni, masa dimana ada kemungkinan sel telur (ovum) dilepaskan oleh
indung telur (ovarium) ke mulut saluran yang menuju rongga rahim atau disebut
dengan masa ovulasi.
Kapan Ovulasi Terjadi?
Dalam artikel tahun 2004 di Milis Sehat, dr. Ahmad Yasa
menjelaskan sebagai berikut, pada saat setelah haid, permukaan rongga rahim
yang terkelupas ketika haid akan kembali ditumbuhi oleh lapisan baru. Setiap
selesai haid, lapisan rongga rahim itu akan kembali dimatangkan atau disuburkan
agar siap untuk menjadi tempat kehamilan pada siklus haid bulan
berikutnya.Pembentukan lapisan permukaan rongga rahim yang baru ini berlangsung
secara bertahap berhari-hari hingga sampai pada keadaan yang cocok untuk
digunakan sebagai tempat kehamilan. Sekitar 2 pekan (14 hari)
sebelum jadwal haid bulan berikutnya, lapisan permukaan rongga rahim
ini sudah dalam keadaan subur dan siap untuk menerima calon janin.
Bersamaan dengan matangnya rongga rahim, yaitu sekitar 2 pekan sebelum
jadwal haid berikutnya, normalnya akan ada sebuah sel telur (ovum) matang
yang keluar dari kandung telur (ovarium) yang siap untuk dibuahi oleh sperma.
Keluarnya sebuah sel telur matang dari kandung telur ini dikenal dengan istilah
Ovulasi.
Jadi, sekitar 14 hari sebelum haid itu normalnya
akan selalu terjadi dua peristiwa kematangan, yaitu matangnya rongga
rahim sehingga siap untuk menjadi tempat kehamilan,serta
peristiwa matangnya sebuah sel telur yang siap untuk dibuahi.
Kedua peristiwa ini berlangsung secara bersamaan,dan akan terus
terjadi berulang kali di setiap siklus bulanan haid selama lebih dari 30 tahun
usia subur wanita hingga menjelang menopause, kecuali bila terjadi kehamilan
atau ada faktor penghambat lainnya.
Bagaimana Menghitung Masa Subur?
Hari terjadinya ovulasi itu memang dihitung bukan dari hari
pertama haid di bulan yang bersangkutan, tapi dihitung dari hari pertama haid
bulan berikutnya. Praktisnya untuk menghitung tanggal perkiraan ovulasi adalah
dengan cara mengurangi 14 hari dari lamanya siklus haid. Hal ini
karena haid itu umumnya terjadi pada 14 hari setelah ovulasi.
Jadi misalnya bila siklus haid bulanan seorang wanita adalah 30
hari, maka hari subur (ovulasi) akan terjadi sekitar hari ke-16 yaitu dari
perhitungan 30 dikurangi 14. Dengan catatan, hari pertama haid di bulan
tersebut dinyatakan sebagai hari ke-1.
Contoh lain, bila siklus haidnya 35 hari, maka hari suburnya
adalah hari ke-21 yaitu dari 35 dikurangi 14. Demikian juga untuk siklus haid
28 hari maka ovulasi akan terjadi sekitar hari ke-14, dan seterusnya.
Patokan jarak 14 hari dari haid bulan berikutnya untuk masa
subur sel telur ini, memang berlaku untuk semua wanita yang normal. Berapapun
jarak siklus haid bulanan seorang wanita, baik yang jarak siklusnya 22 hari, 25
hari, 28 hari, 35 hari, dll., maka keluarnya sel telur matang atau ovulasiatau
hari subur ini terjadi pada jarak waktu yang sama, yaitu sekitar 14 hari (2
minggu) sebelum hari pertama haid bulan berikutnya.
Mengamati Gejala Hormonal yang Menandai Masa Subur Wanita
Siklus menstruasi kita dipengaruhi oleh hormon seks perempuan
yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan
fisiologis pada tubuh perempuan. Ketika kita memasuki masa subur terdapat
gejala hormonal yang dapat kita amati, diantaranya perubahan suhu basal tubuh
dan yang paling jelas adalah terjadinya perubahan lendir serviks.
Penampakan lendir serviks yang menandakan kesuburan tinggi
adalah jumlahnya banyak, elastis, transparan seperti putih telur mentah. Lendir
serviks seperti ini biasanya akan keluar sekitar 3 hari pada masa-masa subur,
yakni satu hari sebelum tanggal perkiraan ovulasi, hari tanggal perkiraan
ovulasi (siklus haid dikurangi 14 hari), dan satu hari setelah tanggal
perkiraan ovulasi.
Insya Allah artikel ini bersambung dengan uraian lebih dalam
tentang mengetahui masa subur dengan cek lendir serviks. (esqiel/muslimahzone.com)